Contoh Sampah Garmen Dan Plastik Rumahan
Dampak Sampah Plastik Bagi Lingkungan
Berdasarkan artikel National Geographic disebutkan pula bahwa serat dari sampah plastik bisa terakumulasi pada kotoran manusia. Dengan kata lain, saat seseorang memakan udang, tuna, atau ikan laut lain yang tercemar sampah plastik, kandungan mikroplastiknya ikut tertelan oleh tubuh. Hal yang kelihatannya sepele ternyata berdampak besar bukan?
Pada dasarnya, sampah plastik bisa didaur ulang dan digunakan kembali menjadi barang-barang yang bermanfaat. Sayangnya, edukasi mengenai sampah plastik di Indonesia belum cukup optimal. Banyak orang yang sudah terbiasa membuang sampah plastik tanpa memisahkannya dengan jenis sampah lain.
Sampah plastik yang sudah tercampur dengan sampah lain menjadi lebih sulit untuk didaur ulang. Belum lagi, banyak orang yang dengan sengaja atau tanpa sengaja membuang sampah sembarangan di tempat rekreasi alam seperti pantai dan pegunungan. Hal ini membuat limbah plastik berakhir di dasar laut atau sungai.
Dampak sampah plastik bagi lingkungan memang berbahaya. Belum lagi, bahan kimianya juga bisa terurai menjadi mikroplastik yang berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia. Namun, CNNIndonesia.com menyebutkan dalam artikelnya bahwa sampah plastik juga memiliki nilai ekonomi yang dari sistem daur ulangnya.
Sebagai salah satu gambaran, sampah kantong plastik memiliki nilai jual Rp500 – Rp1000 setiap kilogram. Para pengepul juga bisa menjual botol plastik dan tutup botolnya dengan nilai jual yang bahkan lebih tinggi. Jika penggunaan plastik dilarang, ada potensi sirkulasi ekonomi yang hilang dan merugikan industri daur ulang.
Melalui artikel yang sama, Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran Institut Teknologi Bandung (ITB), Akhmad Zainal menyarankan bahwa langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah pengolahan sampah. Dengan cara ini, pengelolaan sampah plastik bisa dilakukan lebih efektif dan juga menghemat bahan baku produksi.
Cara Mengurangi Dampak Sampah Plastik
Untuk mencegah dan mengurangi produksi sampah plastik, Anda bisa mencoba menerapkan beberapa tips berikut ini:
Dengan menerapkan berbagai tips di atas, Anda turut berpartisipasi dalam mengurangi dampak sampah plastik, sehingga kelestarian lingkungan dapat terjaga dan Anda pun terhindar dari masalah kesehatan yang dapat terjadi.
Apabila Anda masih memiliki pertanyaan seputar dampak sampah plastik atau mengalami masalah kesehatan tertentu akibat sering terpapar limbah plastik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
YOGYAKARTA – Kesadaran masyarakat untuk mengolah berbagai jenis sampah plastik harus dimiliki. Pasalnya, jika hal itu tak dilakukan justru akan mencemari lingkungan. Bahkan berpotensi mengganggu keberlangsungan hidup hewan bahkan tumbuhan.
Apa Itu Sampah Plastik?
Sampah plastik adalah semua barang bekas atau tidak terpakai yang materialnya diproduksi dari bahan kimia tak terbarukan. Sebagian besar sampah plastik yang digunakan sehari-hari biasanya dipakai untuk pengemasan. Praktis, kantong plastik juga masih sering dipakai sebagai tempat sampah organik yang akan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Melansir dari situs UN Environment, bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik biasanya berasal dari minyak, gas alam, dan batu bara. Sejak 1950, sampah plastik yang diproduksi mencapai 8,3 miliar ton dan sekitar 60% plastik berakhir di tempat pembuangan sampah atau tercecer di lingkungan alam.
Secara tidak sadar, penggunaan plastik mungkin sudah menjadi comfort zone bagi banyak orang. Saat berbelanja, kemasan dan kantong plastik juga menjadi alternatif yang praktis, mudah didapatkan. Bagi para pelaku industri, bahan plastik juga relatif murah dibandingkan material lainnya.
Cara Mengurangi Sampah Plastik
Saat ini penggunaan peralatan sekali pakai juga sudah mulai dikurangi. Langkah kecil yang sudah mulai dilakukan secara teratur adalah menggunakan bahan organik yang lebih mudah terurai. Bukan hanya untuk mengurangi sampah plastik, orang mulai terbiasa membawa alat makan stainless atau kayu, terutama pada masa pandemi.
Beberapa kebiasaan kecil tersebut bisa mengurangi potensi sampah dari alat makan plastik sekali pakai. Selain itu, berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah plastik:
Daftar Jenis Sampah Plastik
Sampah plastik tidak hanya mencemari tanah, namun juga laut. Sedangkan penanganan sampah plastik harus dilakukan sesuai dengan jenisnya. Oleh karenanya, masyarakat diharap mengetahui jenis sampah plastik yakni sebagai berikut.
Plastik polyethylene terephthalate adalah jenis plastik yang sangat umum digunakan sehingga mudah ditemukan di berbagai produk. Sifat plastik PETE ringan, kuat, dan biasanya transparan. Plastik jenis ini sering digunakan pada produk atau kemasan sekali pakai.
Contoh plastik PETE misalnya botol air mineral, toples makanan, tali poliester, hingga pakaian. Cara pengolahan sampah plastik PETE biasanya didaur ulang menjadi tas atau karpet.
Plastik jenis high density polyethylene adalah plastik yang juga sangat umum digunakan pada beragam produk. Di pasaran ada tiga jenis plastik HDPE yakni High-Density, Low-Density, dan Linear Low-Density. Plastik jenis ini bersifat kuat, tahan dengan suhu lembap, dan tahan dengan bahan kimia. Meski demikian jenis plastik ini mampu membahayakan janin karena menimbulkan zat kimia estrogen.
Contoh plastik HDPE seperti pipa, botol minuman warna putih susu, botol pembersih lantai, dan sebagainya. Jenis plastik ini biasanya didaur ulang menjadi pipa dan tali.
Plastik jenis polyvinyl chloride atau biasa dikenal dengan PVC atau V adalah plastik yang sifatnya keras dan kaku. Plastik jenis ini tahan terhadap bahan kimia hingga sangat sulit terurai. Selain itu PVC juga tak mampu menghantarkan listrik sehingga kerap dijadikan bahan pipa listrik.
Contoh plastik PVS misalnya tas, kusen jendela, kursi, hingga komponen otomotif. Plastik jenis ini biasanya didaur ulang untuk bahan komponen teknologi tinggi seperti kabel, alat medis, dan sebagainya.
Plastik LDPE adalah plastik versi HDPE namun lebih jernih, lebih fleksibel, bahkan lebih halus. Secara umum LDPE punya standar food grade yang berarti pemakaiannya aman jika bersinggungan dengan makanan atau minuman.
LDPE juga sangat mudah didaur ulang sekaligus cocok untuk kemasan makanan karena kuat namun fleksibel.
Contoh produk LDPE seperti kantong sampah, kantong kue, karton susu, atau kemasan minuman gelasan. Cara daur ulang plastik LDPE biasanya diubah menjadi kusen atau plastik tempat sampah.
Plastik polypropylene adalah salah satu jenis plastik yang tahan panas dibanding jenis plastik yang lain. Jenis plastik ini cocok untuk benda-benda yang bersinggungan dengan suhu panas.
Contoh produk plastik PP adalah sedotan, tutup botol, hingga tempat makanan panas. Penanganan plastik PP ini biasanya didaur ulang untuk produk baru. Namun patut diingat bahwa jenis ini sangat sulit terurai sehingga disarankan untuk menghindarinya.
Plastik polystyrene sering disebut sebagai styrofoam. Plastik ini bersifat kaku dan biasa digunakan dalam industri pengemasan dan konstruksi. Namun patut diingat bahwa plastik PS dianggap berbahaya karena mampu melepas styrene (neurotoksin), racun yang mudah diserap makanan dan berpotensi tertelan manusia.
Contoh produk plastik PS adalah styrofoam kemasan makanan cepat saji atau makanan beku. Plastik PS memiliki tingkat daur ulang rendah. Ada beberapa negara yang melarang penggunaan PS untuk kemasan makanan karena mampu memproduksi zat karsinogen penyebab kanker saat bertemu dengan suhu panas.
Plastik other adalah plastik yang masuk dalam kategori mencakup seluruh jenis plastik lain yang tidak termasuk dari enam kategori di atas. Atau bisa pula disebut sebagai plastik kombinasi dari beberapa bahan.
Contoh produk plastik O seperti Kacamata, botol bayi, atay pelapis elektronik. Plastik jenis ini sangat berbahaya untuk makanan dan minuman karena mampu merusak organ tubuh dan mengganggu hormin.
Itulah beberapa jenis sampah plastik sekaligus contoh dan cara pengolahannya. Untuk mendapatkan informasi menarik lain, kunjungi VOI.ID.
Mengganti cup plastik dengan tumbler pribadi
Hampir di setiap penjuru lingkungan, keberadaan sampah plastik tak bisa dihindari. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun.
Bukan rahasia umum lagi bahwa sampah plastik tidak bisa terurai begitu saja. Bahkan, beberapa jenis sampah plastik baru bisa terurai setelah ratusan tahun.
Minimnya kesadaran tentang dampak sampah plastik masih menjadi ironi. Lingkungan air, tanah, dan udara menjadi sasaran utama. Lantas siapa sasaran berikutnya? Tentulah manusia. Berbagai senyawa kimia yang terkandung di dalamnya bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan bagi manusia.
Kesadaran untuk menghindari penggunaan plastik secara berlebihan menjadi salah satu solusinya. Dimulai dengan memperhatikan penggunaan plastik diri sendiri. Langkah ini sekaligus melestarikan bumi tercinta. Bagaimana caranya?
1. Membawa Kantong Belanja Sendiri Meskipun kantong plastik memang praktis, tapi hal inilah yang membuat sampah pada bumi terus bertumpuk tak terkendali. Membawa kantong belanja sendiri saat belanja atau bepergian adalah cara yang paling mudah untuk berkontribusi mengurangi sampah pribadi.
2. Membawa Botol Minum atau Tumbler Apa yang dibutuhkan ketika haus? Tentu, air minum. Ketika haus jawabannya tidak harus membeli air minum kemasan. Lebih baik menyiapkan air minum dari rumah dengan menggunakan botol minum atau tumbler. Selain bentuk dari peduli terhadap lingkungan, membawa botol minum sendiri juga bisa menghemat uang.
3. Tidak Menggunakan Sedotan Plastik Sedotan plastik memang terlihat remeh. Tapi bayangkan jika ribuan orang yang berfikir seremeh itu?. Tentulah sangat berdampak bagi lingkungan. Sekarang, mulailah mengganti sedotan plastik dengan sedotan bambu atau kertas yang ramah lingkungan.
4. Hindari Membeli Makanan dan Minuman Kemasan Plastik Usahakan, jangan membeli produk dalam kemasan sachet, tapi belilah produk yang dikemas dalam ukuran besar untuk mengurangi sampah. Jika memungkinkan, pilih produk yang dikemas dalam botol kaca atau daun.
5. Daur Ulang Sampah Plastik Tidak semua plastik bisa didaur ulang. Namun, beberapa barang, seperti botol minuman dan pot tanaman dapat dilakukan proses recycle. Kreasikan sampah plastik menjadi hiasan atau barang lain yang dibutuhkan di rumah.
"Mengurangi Penggunaan Tas Belanja Plastik Sekali Pakai"
Judul atau tagline di atas mengingatkan kita tentang isu lingkungan yang sering kita dengar yaitu sampah, terutama sampah plastik. Penggunaan plastik untuk kebutuhan manusia dari kebutuhan rumah tangga, bangunan, sampai kebutuhan sehari-hari kita tidak lepas dari plastik. Plastik semakin hari semakin tinggi volume penggunaannya yang jika tidak ditangani atau hanya dibiarkan menjadi sampah akan menyebabkan permasalahan bagi lingkungan dan manusia. Pertumbuhan penduduk, kebutuhan yang meningkat, gaya hidup, upaya pengurangan sampah plastik yang belum maksimal, serta kurangnya kesadaran dari berbagai pihak, masyarakat maupun kurangnya penanganan dari pemerintah dan pemerintah daerah merupakan sebab-sebab permasalahan sampah plastik. Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah yang memberikan ancaman serius terhadap lingkungan karena selain jumlahnya cenderung semakin besar, kantong plastik adalah jenis sampah yang sulit terurai oleh proses alam (non biodegradable) dan merupakan salah satu pencemar xenobiotik (pencemar yang tidak dikenal oleh sistem biologis di lingkungan mengakibatkan senyawa pencemar terakumulasi di alam). Dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik berupa: jika sampah plastik dibakar secara terbuka (open burning) dapat menyebabkan polusi udara yang dapat menimbulkan penyakit kanker, pada dosis yang lebih besar bisa mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut ‘chloracne’. Sampah plastik juga dapat mencemari saluran air, irigasi, sungai, danau, pantai dan tanah. Dalam jumlah tertentu, sampah plastik terbukti menyumbat saluran/sungai yg dapat mengakibatkan banjir. Bahkan sampah juga dapat menjadi sebuah bencana, seperti yang terjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah di Cimahi, Jawa Barat, pada tanggal 21 Februari 2005. Maka setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah. Bencana tersebut merupakan sejarah kelam yang menandai kegagalan sistem pengelolaan sampah yang selama ini dijalankan di Indonesia. Hikmah dibalik bencana yang telah mengubur hidup-hidup 143 jiwa manusia tersebut (data resmi pemerintah) adalah tumbuhnya kesadaran pemerintah dan seluruh komponen masyarakat bahwa persoalan sampah bukan lagi masalah sepele yang dapat dibaikan, namun persoalan besar yang harus dikelola bersama-sama secara serius, sistematis, dan menyeluruh. Sebagai perwujudan rasa kesadaran tersebut, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat untuk menerbitkan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah pada 7 Mei 2008. Spirit utama dari UU 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah secara revolusioner mengubah pandangan pengelolaan sampah dari end of pipe menjadi reduce at sources and resources recycle. Dengan pandangan baru tersebut, pengelolaan sampah harus bertumpu pada, pertama, pengurangan dan pengolahan (3R) sampah sejak dari sumbernya, tidak hanya di TPA, karena jika tidak terkelola baik, sampah berpotensi menjadi polutan yang membahayakan lingkungan dan manusia. Kedua, pemanfaatan sampah sebagai sumber daya atau sumber energi sehingga dapat menghemat penggunaan sumber daya alam dan mendatangkan manfaat yang lebih banyak. Total timbulan sampah plastik sebesar 16% dari total timbulan sampah nasional. Trend timbulan sampah plastik di daerah perkotaan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, pada tahun 2005 dari 11%, menjadi 15% di tahun 2015. Sebanyak 9,85 milyar lembar per tahun dihasilkan dari 90 gerai ritel se Indonesia (Ditjen PSLB3). Data Jambeck et al tahun 2015, menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah plastik dilaut sebesar 1,29 Juta Ton/Tahun. Salah satu upaya pengurangan sampah di sumber adalah dengan membatasi penggunaan barang dan/atau kemasan yang berpotensi menimbulkan sampah, misalnya membatasi atau menghindari pemakaian kantong plastik pada saat berbelanja. Dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup 2018 dengan tema KENDALIKAN SAMPAH PLASTIK, DITJEN Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan menyelenggarakan serangkaian kegiatan dalam mendukung target Indonesia Bebas Sampah. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah KAMPANYE PENGURANGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi dan membatasi pemakaian kantong plastik dalam upaya mengurangi timbulan sampah. Dalam kegiatan ini akan dibagikan 2000 tas belanja di 3 lokasi yaitu Pasar Santa, Pasar Jambul dan Pasar Tebet Barat. Stop using Plastic Bag, Reduce Pollution, Stay Healty. #Generasicerdastanpaplastik #bawatasbelanjaitukece
Plastik merupakan salah satu material yang masih banyak ditemukan di Indonesia. Biasanya, plastik masih sering digunakan untuk kemasan sekali pakai. Sayangnya, pengolahan sampah plastik di Indonesia belum dikelola dengan baik. Oleh karena itu, hal ini sering kali menjadi masalah yang berdampak pada lingkungan hidup.
Sekarang, banyak orang yang sudah mulai mengurangi penggunaan sampah plastik. Selain itu, kampanye untuk mengurangi penggunaan bahan plastik juga semakin banyak didengungkan di masyarakat. Namun, sahabat sebaiknya juga mengetahui segala hal tentang sampah plastik sehingga langkah untuk mengurangi dampaknya juga tepat.
Membiasakan masak di rumah
Di era digital, segala sesuatu memang sudah bisa dilakukan dengan lebih mudah. Salah satunya adalah membeli makanan siap saji. Namun, sadarkah bahwa setiap pembelian makanan yang dikemas plastik akan menjadi limbah sampah? Nah, jika terbiasa masak di rumah, limbah sampah tersebut bisa dikurangi.
Dampak Sampah Plastik Bagi Kesehatan Manusia
Tak hanya berdampak buruk bagi lingkungan, berbagai senyawa kimia yang terkandung di dalam sampah plastik juga bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan, seperti:
Berbagai senyawa kimia beracun yang berasal dari plastik bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara, makanan, dan minuman yang terkontaminasi limbah plastik.
Limbah plastik ini bisa menghasilkan zat karsinogenik yang dapat memicu kanker, seperti kanker paru-paru, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker testis.
Paparan logam berat dan mikroplastik dapat menyebabkan kerusakan kulit dan memicu berbagai gangguan pada tubuh, seperti gangguan saraf, masalah pencernaan, gangguan pernapasan, dan gangguan kelenjar endokrin, misalnya penyakit tiroid.
Selain itu, beberapa zat beracun dari limbah plastik atau olahan sampah plastik juga bisa menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan hati.
Paparan zat beracun dari limbah plastik juga bisa berbahaya bagi ibu hamil, janin, dan anak-anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan limbah dan zat beracun bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan tumbuh kembang pada janin dan anak-anak
Selain itu, ibu hamil yang terlalu sering terpapar senyawa kimia dari sampah plastik juga berisiko tinggi mengalami keguguran, bayi terlahir prematur, atau penyakit bawaan lahir pada janin.
Selain itu, kontaminasi bahan plastik, seperti phthalates dan bisphenol A, pada alat dan tempat makan serta mainan anak juga perlu diperhatikan, karena bisa beracun dan berisiko memengaruhi tumbuh kembang anak.
Membawa tas belanja saat bepergian
Hal ini mungkin sudah banyak dilakukan saat sudah berniat belanja di swalayan atau minimarket. Nah, pastikan untuk tetap membawa tas belanja saat bepergian. Beberapa tempat sudah sama sekali tidak menyediakan kantong plastik, loh. Meski tidak berniat untuk berbelanja, setidaknya hal ini bisa dilakukan untuk berjaga-jaga. Tentunya repot jika harus menjinjing barang atau memaksakan barang masuk ke dalam tas yang kamu bawa bukan?
Membawa alat makan reusable
Saat ini sudah banyak restoran yang menghilangkan alat makan sekali pakai. Beberapa restoran mungkin masih mengganti sedotan dengan sedotan plastik. Namun, akan lebih nyaman jika minum menggunakan sedotan dan alat makan milik sendiri. Selain lebih aman kebersihannya, sahabat bisa memilih alat makan stainless agar lebih mudah saat memotong makanan bertekstur keras.